Bitcoin, Ethereum, Dogecoin

Masim “Vavai” Sugianto
2 min readFeb 9, 2021

--

Originally published at Masim Vavai Sugianto.

Tahun 2018, saya memindahkan sebagian pendapatan non gaji ke Bitcoin dan Ethereum. Selain iseng mining, saya juga membeli bitcoin sebagai bagian dari upaya hedging valas.

Dari harga tertinggi saat itu sekitar 200 juta per 1 BTC, lama-lama drop hingga dibawah 100 juta. Di posisi itu saya beberapa kali membeli.

Saat terus-terusan turun sampai ke titik terendah dan Bitcoin dianggap bakal mati, saya berhenti memikirkan bitcoin maupun Eth dan coin-coin lain. Stock yang ada saya biarkan, hitung-hitung tetap sebagai cadangan.

Sesekali saya lihat malah bikin tambah jengkel, hehehe… Ethereum seingat saya sempat drop dibawah 1 juta per ETH (atau kisaran segitu) dan Bitcoin sampai di kisaran 50 jutaan per 1 BTC.

Saat menginstall HP baru belum lama ini, saya menginstall aplikasi untuk account BTC dan ETH dan iseng melihat harga, lho kok naik.

Belakangan naiknya pesat sekali. Apalagi setelah dipom-pom Elon Musk boss Tesla. Nggak sekedar pom-pom, Tesla juga beli Bitcoin 1.5 miliar dan berencana menerimanya sebagai mata uang untuk pembayaran, akibatnya dalam semalam harga Bitcoin makin kalap. Kemarin malam saya check masih dibawah 600 juta rupiah per 1 BTC dan saat tulisan ini dipublish sudah melewati angka 650 juta rupiah.

Selain bitcoin, kriptocurreny Dogecoin juga dapat berkah dari twit Elon Musk. Padahal twitnya pendek saja, tapi namanya Twit dari salah satu orang terkaya, hasilnya jadi referensi ke followernya.

Ternyata rasa jengkel dan membiarkan saldo BTC dan ETH ada untungnya juga 👌😁

--

--

Masim “Vavai” Sugianto
Masim “Vavai” Sugianto

Written by Masim “Vavai” Sugianto

Traveller, Open Source Enthusiast & Book Lover. Works as Independent Worker & Self-Employer. https://www.excellent.co.id #BisnisHavingFun https://www.vavai.com

No responses yet