Chat Terakhir yang Tidak Berbalas

Masim “Vavai” Sugianto
4 min readMar 22, 2024

--

Tulisan ini merupakan bagian dari 30 Hari Tantangan Ramadhan. Edisi Hari Kesembilan, 30 Days Ramadhan Challenge Day #9

Tulisan malam ini saya dedikasikan untuk almarhumah adik saya, ching Dewi Dewi Lia Astuti atau Ching Dew-Dew atau Kikiew. Ia berulang tahun di tanggal 9 Mei, sehingga Ramadhan hari ke-9 saya dedikasikan untuk mengingatnya.

Saat ulang tahun tanggal 9 Mei 2021, saya tidak hadir ke rumahnya untuk merayakan ulang tahun bersamanya. Hari itu saya pulang dari lokasi pembangunan rumah kabin Zeze Zahra di Karawang. Karena macet di lokasi menuju rumahnya, saya berbelok ke arah Kompas, kemudian berputar dan langsung pulang ke rumah. Saya berpikir, nantilah saya bisa main ke rumahnya, tidak harus di hari ulang tahunnya.

Tanggal 27 Mei 2021, ching Dew-Dew menanyakan pada saya, mana hadiah ulang tahunnya. Saya jawab bahwa silakan dia memilih hadiahnya di Tokopedia atau Bukalapak, nanti saya yang akan membayarkannya. Saat itu Ching Dew-Dew bilang, “Kalau begitu hadiahnya Macbook baru ya….?”. Dan saya, tidak menjawabnya…

Tanggal 31 Mei 2021 ching Dew-Dew sakit di pagi harinya. Dari markas Excellent Premier Serenity, ia dibawa ke RS Hermina, didampingi oleh Achos Maryadi Aris Munandar. Saya, sibuk menyiapkan paparan presentasi untuk Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri, dan tidak langsung segera ke rumah sakit untuk mendampinginya. Baru disore hari Maghrib saya ke RS mengunjunginya. Saya mengirim pesan Telegram padanya, bilang agar dia tidak berpikir macam-macam dan fokus pada kesembuhannya.

Hari berikutnya kondisi ching Dewi belum membaik. Kami berikhtiar membawanya berobat ke tempat saya pernah berobat. Namun kondisinya tidak kunjung membaik. Saya masih ingat saat ching Dew-Dew saya rekam membaca surat al Quran dan ngobrol via telp dengan kakak perempuan saya.

Kondisi ching Dew-Dew tidak kunjung membaik hingga akhirnya tak disangka, berpulang di hari Sabtu tanggal 5 Juni 2021. Hati saya hancur sehancur-hancurnya.

Saya menyesali banyak hal untuk ching Dewi. Menyesal mengapa saya tidak hadir di hari ulang tahunnya. Menyesal mengapa tidak memberikan hadiah ulang tahun untuknya. Menyesal mengapa saya tidak mengiyakan permintaannya karena saya mampu untuk itu. Menyesal mengapa saya hanya sekedar chat di Telegram dan bukannya segera lari mendampinginya di rumah sakit.

Saya menyesali banyak hal untuknya. Penyesalan yang saya pendam dalam hati saya…

Sekian tahun berlalu, saya tidak berani melihat foto ching Dewi saat ia bicara dalam kondisi sakitnya. Saya tidak berani melihat video saat ia bicara dengan kakak saya. Saya tidak sanggup terlalu sedih untuk mengingatnya.

Saya tuliskan ini dimalam hari bulan Ramadhan dengan perasaan sedih yang saat ching Dew-Dew berpulang. Saya memberanikan diri menuliskan hal ini di FB sebagai pengingat saya untuk tidak mengabaikan pesan orang-orang terdekat saya.

Ching Dew-Dew tidak pernah memberatkan saya. Melihat foto-foto masa kecilnya makin membuat saya sedih mengingatnya. Meski kakaknya ini bisa memberikan apa yang mungkin dulu hanya angan-angan, dia tidak pernah memintanya. Saat dia minta bantuan merapikan lokasinya berjualan, saya tidak menyetujuinya dengan pertimbangan biaya terlalu besar. Padahal nilainya tidak seberapa.

Dia berusaha memaklumi alasan dan pertimbangan saya, sedangkan saya sendiri tidak berusaha memakluminya. Saya hanya berpikir idealisme saya. Saya tidak berusaha untuk mencoba memahaminya. Dan saya menyesalinya.

Telegram terakhir saya tidak terjawab oleh ching Dew-Dew. Karena saat itu mungkin ia kalut dengan penyakitnya. Saat itu ia butuh pendampingan saya dan saya tidak ada mendampinginya.

Hanya doa terbaik, setulus hati, yang saya bisa kirimkan untuknya saat ini dan masa mendatang. Untuk Ching Dew-Dew Dewi Lia Astuti adik bungsu saya.

Membaca pesan terakhir yang tidak terjawab terasa membuka luka hati lama saya. Namun saya berusaha membacanya kembali, mengingatkan kembali pada pedihnya rasa kehilangan. Agar saya bisa mawas diri dan tidak mengulanginya pada keluarga yang ada.

Bahkan saat ching Dew-Dew sudah tidak bersama, ia masih memberikan dukungan dan supportnya pada saya. Biarlah tulisan ini menjadi pembuka pintu doa dan keberkahan untuk ching Dew-Dew, agar Allah menerima semua amal ibadah, amal jariah dan amal kebaikan ching Dew-Dew, memaafkan segala kekhilafan ching Dew-Dew, menempatkan Ching Dew-Dew pada tempat yang terbaik dalam surganya Allah SWT bersama dengan keluarga dan orang-orang tercinta.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

Allahummaghfirlaha warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa wa akrim nuzulahaa, Wawassi’ mudkholahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod, Wa naqqihaa minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas, Wa abdilhaa daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa, Wa zaujan khoiron min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idzhaa min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar.

Salam untuk Kikiew, adik bungsu yang tidak tergantikan. Salam juga untuk enyak, baba, mpok Sinah, Mpok Narmah dan seluruh sanak keluarga yang sudah berpulang.

Originally published at https://www.vavai.com on March 22, 2024.

--

--

Masim “Vavai” Sugianto
Masim “Vavai” Sugianto

Written by Masim “Vavai” Sugianto

Traveller, Open Source Enthusiast & Book Lover. Works as Independent Worker & Self-Employer. https://www.excellent.co.id #BisnisHavingFun https://www.vavai.com

Responses (1)